SOCIAL SKILL

Mungkin kita sudah sangat sering mendengar istilah kecakapan hidup. Banyak sekali para ahl yang mengungkapkan definisi berbeda tentang kecakapan hidup. WHO ( World Human Organisatiaon ) yaitu salah organisasi pencabangan PBB pernah mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif.
Selain itu seorang ahli bernama Brolin mengartikan lebih sederhana tentang kecakapan hidup yaitu bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri.
Berbeda dengan definisi tersebut menurut Barrie Hopson dan Scally bahwa kecakapan hidup adalah pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok maupun melalui system dalam menghadapi situasi tertentu
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka bisa disimpulkan bahwa Pendidikan Kecakapan Hidup adalah bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan.
Sedangkan jenis kecakapan dibagi menjadi :
1. kecakapan personal ( personal skill)
2. Kecakapan Sosial (Sosial Skill)
3. Kecakapan Akademik ( Academyc Skill)
4. Kecakapan Vokasional ( Vocational Skill)
Namun terdapat beberapa pembagian yang lebih rinci lagi. Adapun pembagiannya dapat dilihat pada bagan sbb:






Kebetulan yang akan kita bahas terbatas pada lingkup kecakapan social saja. Yang mana kecakapan social yaitu mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).

B. Pola Pengembangan Kurikulum
Mengenai mutu keberhasilan pelaksanaan kurikulum pendidikan kecakapan hidup sangat ditentukan oleh bagaimana program/rancangan yang disusun sekolah dan bagaimana kreativitas guru dalam merumuskan dan menentukan metode pembelajarannya. Selain disesuaikan dengan kebutuhan masa depan para siswa juga harus ada penyelarasan dengan kebutuhan masyarakat misalnya untuk masyarakat membutuhkan tenaga kependidikan maka dalam pendidikan agama harus bisa menunjang untuk lebih mengutamakan pendidikan agama. Sehingga berikut Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan suatu program pembelajaran sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Mengidentifikasi bahan kajian/materi pembelajaran
3. Mengembangkan indicator
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermuatan kecakapan hidup
5. Menentukan bahan/alat/sumber yang digunakan
6. Mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek kecakapan hidup

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan kecakapan hidup terdiri atas, tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang.
Sedangkan jka dilihat secara khusus, kurikulum kecakapan hidup ini bertujuan untuk:
1.Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi, misalnya: masalah narkoba, lingkungan sosial, dsb
2.Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik
3.Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari
4.Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yangfleksibel dan kontekstual
5.Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

C. Prinsip Pengembangan Model Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup dikembangkan dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
1.Pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh baik keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia
2.Mengakomodasi semua mata pelajaran untuk dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, serta meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama dengan mempertimbangkan norma-norma agama yang berlaku
3.Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
4.Sesuai tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan Program kecakapan hidup hendaknya memungkinkan untuk membekali peserta didik dalam memasuki dunia kerja/usaha serta relevan dengan kebutuhan kehidupan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
5.Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan mencakup: kecakapan personal, sosial, akademis, dan vokasional
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

D. Kecakapan Sosial
Kecakapan social merupakan kecakapan antar personal atau bisa juga disebut keberhasilan berinteraksi dengan berbagai individu. Cakupan yang pasti adalah kecakapan berkomunikasi dengan empati dan keackapan bekerja sama dengan empati. Komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan, akan tetapi isi dan sampainya pesan disertai kesan baik yang akan menumbuhkan sikap harmonis. Sehingga ketrampilan atau kecakapan social ini digunakan untuk membantu orang dalam hal ini siswa untuk lebih berkompeten secara social. Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu kecakapan berkomunikasi, dan kecakapan bekerjasama.

(1) Kecakapan berkomunikasi
Kecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak dapat menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan.
Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi secara lisan adalah sangat penting, maka perlu ditumbuhkembangkan sejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secara tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, dan aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain.

(2) Kecakapan bekerjasama
Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja dalam kelompok adalah adanya kerjasama. Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerjasama yang dimaksudkan adalah bekerjasama adanya saling pengertian dan membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik, hal ini agar peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat komunitas yang harmonis.
Di dalam kelas pun siswa juga sangat memerlukan kompetensi social. Bahkan tidak hanya siswa, guru pun harus memilikinya. Namun, yang paling menjadi inti disini adalah bagaimana seorang sebagai lulusan sebuah sekolah dapat dengan mudah berinteraksi dalam masyarakat setelah dia selesai menempuh pendidikannya.






(el-@zhar)