CELOTEH ANAK

MALAIKAT PENCATAT AMAL

Seperti biasa, siang itu aku bersama kedua anakku, ahda dan asfa istirahat di rumah. Sambil melipat baju dari jemuran, aku menemani anak anakku bermain. Tiba tiba Ahda datang dan berkata "Mi, tadi aku nakali adik, udah dicatat malaikat atid belum ya mi? aku menjawab "Ya sudah dicatat?" segera ahda istighfar "astaghfirullah". Ya Allah, anakku mengingatkan aku. Sedikit aja dia melakukan kesalahan segera dia ingat kalau kesalahannya dicatat sama malaikat atid dan segera membersamai dengan istighfar. Berapa kali kita melakukan kesalahan dan begitu mudah kita melupakan kesalahan tersebut.



JADI PEMIMPIN

Hari ini merupakan hari pertama ahda sekolah di SDIT Luqman Al Hakim. Ada pengalaman menarik yang diceritakan ahda saat pulang sekolah. "Mi, tadi itu pemilihan ketua kelas". "Lalu siapa yang terpilih?" tanyaku. "Mbak Fida. Aku nggak tahu sih ketua kelas itu apa, ternyata ketua kelas itu tugasnya memimpin. Kalau suruh jadi pemimpin, ya saya mau". Jawab ahda dengan nada agak kecewa. Memang sejak kecil, saya selalu menanamkan pada anak anakku bahwa kita besok mau jadi pemimpin. Kita harus sekolah, kita harus mengaji dan lainnya itu dalam rangka mempersiapkan supaya besok bisa jadi pemimpin yang kuat.



ALLAH REPOT

Bencana tsunami melanda Aceh Raya. Kita bangsa Indonesia senantiasa mengikuti perkembangan korban tsunami lewat televisi. Tidak ketinggalan juga saya dan anak anak saya. Ketika melihat masih ada orang aceh yang selamat saya berkomentar sambil memberikan hikmah pada anak anak saya "Subhanallah, orang orang yang selamat itu memang benar benar pilihan Allah, Allah masih menghendaki orang itu untuk diselamatkan", kataku menerangkan. E….. si Asfa yang baru berumur 5 tahun menimpali "Iya ya mi, kalau semuanya diselamatkan Allah, kan Allah repot ya mi". langsung kakaknya menjawab "ya tidak, Allah itu Maha Kuasa. Allah itu bisa menyelamatkan orang banyak dan tidak kerepotan".



SEDIH MELIHAT TEMAN BERTENGKAR

Pertengkaran di antara anak anak itu sudah biasa, tetapi menjadi sesuatu yang mengharukan bagi Ahda. Saat itu Ahda berumur 7 tahun. Pulang sekolah Ahda bercerita " Mi, tadi aku menangis". "Kenapa?" tanyaku menyelidik. "Tadi itu mbak Fida dan Kiki bertengkar, aku sedih sekali. Bukankah mereka itu orang Islam? Sesama orang Islam itu kan bersaudara ya mi, kok mereka malah bertengkar…..? saya sedih melihat mereka", kata Ahda dengan nada haru.